Setelah vakum hampir satu tahum, si empunya blog memutuskan mencoba menulis kembali di blognya yang telah lama terlantar ini dan sudah hampir bulukan :v. Setelah pos gila pengalaman empunya blog yang masak
Mac n Cheese gagal, pos iseng berikutnya dibuat oleh seseorang yang sibuk dan mulai stres mendekati tahun akhir perkuliahannya. Jadi ia memutuskan menulis untuk mencurahkan isi hatinya.. Cie i le... #ini kamus baru :p.
Jadi biar singkat aja, sejak tahun 2012 - hingga awal 2015 seseorang ini pake HP Samsung Galaxy Ace II. Orang ini mau beli iPhone tapi lebih suka main game di iPad, lagian orang ini juga ga punya duit. Pingin XiaoMi tapi juga ga kesampean gara-gara berbagai hal, lagian dengan memori internal 16 GB itu jauh dari kata cukup bagi maniak download yang satu ini.
Siapakah orang ini? Ah sudahlah itu ga penting :p.
Akhirnya si empunya blog memutuskan membantu orang ini dengan membelikan dirinya sendiri #lho sebuah smartphone baru 1+1 yang kenyataannya dibeli dengan alasan spek sama dengan Mi4 tapi kapasitas memory lebih besar. Awalnya tidak berencana membeli, namun karena kesal dengan samsoel yang kian hari kian melemot ditambah roti jahe yang lebih cocok dinikmati orang tua. Keputusan yang sulit namun berat mesti diambil.
Berbekal celengan ayam yang telah ditabung di bank selama ratusan tahun ... ini mulai ngaco ga perlu dibaca. Singkat cerita, HPnya sudah dibeli dan ini mau berbagi tentang impresi memakai One Plus One selama... ya mungkin beberapa bulan.
Oke agar posnya tetap relevan, jelas, dan singkat:
Inilah spesifikasi one plus one yang dikutip dari GSM Arena :v. Kalo mau lengkap bisa baca sendiri di
sini.
-
CPU: Snapdragon 801 2.5Ghz
Sejujurnya si empunya blog ga punya pengalaman dengan yang namanya CPU, selama ini tidak menaruh perhatian cukup besar terhadapCPU mengingat aktivitas
gaming kebanyakan di iPad yang rata-rata bisa melahap hampir semua
game baru yang dirilis.
Ketika membeli hanya melihat yang penting angkanya tinggi, mengecek sebentar di laman situs resmi, terus oke-oke saja. Kenapa pilih yang 'GHz' tinggi? Ga tahu juga tapi bisa jadi karena muncul pikiran ini adalah android yang rakus dalam segala hal, maka kamu harus mempersiapkan cadangan sebaik-baiknya.
- GPU: Adreno 330
Tidak terlalu peduli karena kebanyakan main
game di iPad, terus buat apa beli HP spek tinggi? Jangan salah tafsir dulu abang-abang, mbak-mbak, adek-adek sekalian. Saya butuh untuk uji coba
game yang ada. Sebagai
indie miner, harus sedia payung sebelum hujan. Kalau spesifikasinya terlalu rendah, tidak ada artinya saya beli handphone baru. Monggo bisa cek
di sini untuk info lebih lanjut.
- RAM: 3 GB, actual about 2,8 GB
Ini merupakan salah satu hal yang paling dipertimbangkan mengingat Android merupakan OS boros RAM. Bahkan saat dalam keadaan
stand by saja sudah memakai 25-35% dari RAM. Jadi mesti pilih yang tinggi.
- Memory Internal: 64 GB, actual about 55 GB. No external slot for MicroSD
iPad yang 64 GB saja sisa 4 GB. Jadi karena tidak mau mengalami kesalahan yang sama, meskipun 1+1 tidak 100% untuk
gaming, empunya blog tetap memilih yang versi 64 GB dengan alasan tidak mau jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya.
Untuk beberapa alasan memang saya tidak mau beli HP dengan memori eksternal, jadi memilih memori internal yang besar.
- Main Camera: 13 MegaPixel
Contoh hasil kamera belakang.. Semua foto tanpa filter :3
Biar bagus kalo fotonya dimasukin ke Instagram, Path, Facebook, dkk. WTF!?!?
- Secondary Camera: 5 MegaPixel
Biar kalo selfie hasilnya bagus, biar foto rame2 bisa dilakukan dengan mudah
- Android Version: Cyanogen 11 Android 4.4.4 (Now Cyanogen 12 Android 5.0.2)
No ide.... Tidak peduli OS, yang penting selama
game yang ada kompatibel dengan OS HPnya sudah cukup. Karena sejujurnya si pemilik blog ini sangat mencintai iOS tapi apa daya ia terlalu jual mahal akibatnya si pemilik blog berpaling ke yang si robot hijau untuk kurun waktu yang lamanya belum ditentukan :v
- Price: Rp 4.300.000
Harga asli mencapai 4,5 juta.
However, I was lucky enough to get a discount coupon to buy this one.
Oke.... Pertama kali memakai 1+1 rasanya beda
adem dingin gitu... Sebenarnya sangat terasa berbeda karena handphone saya sebelumnya berlayar mini dengan OS Roti Jahe ditambah kapasitas RAM yang kurang dari kata 'cukup'. Alhasil ketika disuguhi sesuatu yang bisa dibilang 5 bahkan 10 kali lipat lebih baik, tentu saja akan terasa sangat berbeda :P
Gripping: Kendati telapak tangan saya terbilang cukup besar, tetap saja 1+1 terasa besar sekali saat ada di tangan. Namun masih bisa digenggam dengan baik dan untuk melakukan kontrol dengan satu tangan, saya masih bisa melakukannya dengan cukup lancar tanpa masalah. Lebih lagi, 1+1 juga memiliki
body yang cukup tipis dan bobot yang ringan untuk sebuah HP ukuran jumbo
BackCase: Kasar kaya ampelas. Mungkin karena namanya
sandstone black jadi kasar gitu.
Resolusi Layar: Oke, dengan layar 5,5" dan mendukung resolusi 1920x1080p, gambar, video,
game terlihat tajam dan bagus.
Sim Card: Single Sim, bisa pakai
micro atau
nano sim
Nah yang paling saya suka dari 1+1 adalah fitur AudioFX dan ScreenCast-nya.
AudioFX
Suara musik yang dikeluarkan dari speaker HP ini sebenarnya masih kalah dengan speaker iPad Air saya, meskipun katanya speaker 1+1 sudah stereo (padahal kenyataannya
dual-mono speaker). Tapi, saat memakai
earphone dengan fitur AudioFX diaktifkan... Duh..
speechless jadi bagus banget dan sekedar informasi saja,
earphone yang saya pakai biasa saja, tidak ada yang spesial. Mungkin kalo
earphone yang dipakai Beats/ Bose suaranya bisa lebih mantab lagi :p
ScreenCast
ScreenCast, salah satu fitur yang sangat memudahkan kamu memberikan/ menjelaskan suatu tutorial lewat HP terlebih jika kamu suka membuat
gameplay video dengan komentar di dalamnya. Sayangnya suara yang terekam oleh aplikasi ini terbilang cukup pelan. Sehingga ada baiknya kamu mengedit video kamu lebih dahulu sebelum memutuskan mengunggahnya ke YouTube.
Pros lainnya:
+ Suara keras baik speaker maupun mic, beberapa orang memberi tahu jika suara saat menelepon sangat kecil. Nyatanya suara mama saya waktu telpon saya kedengaran kenceng tu bahkan ga perlu di-
loudspeaker uda bisa denger jelas. Kebayang gak kencengnya :v volumenya juga cuma setel di posisi 2 lho.
+ Sejauh ini bisa melahap semua
game yang saya mau. Bahkan
game dengan
review black screen (baca: tidak bisa dijalankan) di HP tertentu bisa berjalan dengan jaya di 1+1. Overall untuk
apps compatibility 1+1 bisa dibilang memuaskan.
+
Gesture bagi si pemalas seperti saya :v saat kondisi layar HP mati (terkunci). Gambar 'V' di layar untuk menyalakan senter, gambar 'O' untuk membuka kamera, gambar dengan 2 jari untuk
play/ pause lagu, gambar '>' untuk
play next song, gambar '<' untuk
play previous song, dan ketuk 2 kali untuk menyalakan layar.
+ Hasil kamera terbilang cukup memuaskan dengan beragam mode yang bisa dicoba untuk bereksperimen saat berfoto. Respon tangkap dan simpan gambar juga lumayan cepat. Ah, 1+1 juga mendukung merekam video dengan resolusi 4K (Cyanogen OS).
Yang tidak saya suka dari HP ini alias Cons
- Musik player bawaan dari Google. Pada awalnya merasa wat the hek... terlalu polos dan gambar
album art juga terpotong. Tapi lama-lama terbiasa juga, malah setelah
download Apollo music player, tetep puter dari
PlayMusic
- Ringtone untuk nada dering telpon harus dimasukan dalam folder
Ringtone agar benar-benar bisa berfungsi. Jika kamu ingin lagu yang kamu suka menjadi nada dering sekaligus di dengarkan di PlayMusic, maka kamu harus menyimpannya di folder
Ringtone dan
Music (punya 2 kopi
file)
- Secara
default, tidak bisa membuat folder. Saya tidak suka jika HP saya memiliki banyak halaman di menu. Saya suka mengelompokan aplikasi sejenis ke dalam satu folder yang sama. Sayangnya tanpa bantuan
launcher mustahil bagi kamu untuk melakukan hal itu pada layar menu OnePlusOne..
Boomer
- Minim kustomisasi tema, font, dsb. Jika di hp jadul saya, saya bisa memakai beragam
font lucu-lucu, sekarang ini terbilang lebih sulit. Apalagi tidak jarang
font yang diunduh melalui
PlayStore tidak kompatibel dengan 1+1
Kesimpulan
Sejauh ini rasanya saya sangat puas menggunakan 1+1, terlepas dari kekurangan yang saya sebutkan di atas, saya merasa sangat nyaman memakai 1+1 dalam kegiatan sehari-hari saya. Terkecuali smartphone satu ini (lihat gambar di bawah), saya rasa akan sulit untuk menemukan pengganti yang 'sesempurna' 1+1 dengan harga di bawah 4.5 juta.
Oh ya.. baru inget, kayanya saya pake HP ini sekitar hampir 2 bulanan.