Sunday, April 21, 2013

Pembajakkan: Hal yang Terlalu Sulit untuk Dihilangkan

Sedikit berbeda dari biasanya, kali ini saya ingin menyampaikan unek-unek saya tentang pembajakan.
Apa itu pembajakan ? Bajak-membajak di sawah? Eng... Bukan itu yang saya maksud. Pembajakan di sini merupakan tindakan menggunakan / mengambil suatu produk tanpa ijin yang jelas. Saya tidak berkata bahwa saya 100% pure bersih dari benda bajakan, namun saya hanya kecewa ketika mendengar sebagian orang Indonesia yang berkata: "Ngapain beli kalo ada yang gratis?"

"For what we must buy if we can get it for free?"
Damn, that quote is really broke my heart. . . Yes... Yes that's true, but...
Okay, saya tidak munafik, kalau saya juga menggunakan benda-benda bajakan. Namun, saya berpikir, saya kuliah pada jurusan IT yang pada akhirnya terkait secara langsung atau tidak, suatu hari nanti saya mungkin akan membuat app sebagai mata pencaharian utama saya. (Pemikiran yang egois nampaknya... Come on, ini pekerjaan saya, dan saya bekerja untuk mencari uang).
Saya bisa membayangkan posisi saya jika saya adalah seorang developer yang appsnya dibajak. Oh, man... I got no money, no food, no life then Dead :P
Kemudian saya berpikir mungkin itu sebabnya, perindustrian di Indonesia agak susah maju. Sebagian orang terlalu banyak memegang prinsip, "GRATIS PANGKAL KAYA"
Jika gratis di sini, gratis dalam arti sebenarnya , saya tidak masalah dan justru mendukungnya. Namun, nyatanya gratis di sini: mencari benda bajakan.

Oke, jika kita mendownload suatu lagu secara gratis melalui internet, saya masih bisa memaklumi hal itu. Salah satu sisi positifnya, lagu penyanyi tersebut lebih cepat terkenal, dan tangga chartnya pun cepat naik. Penyanyi tersebut juga bisa diundang ke sana kemari untuk mengisi acara.
Lalu mendownload film bajakan. Paling tidak sebagian dari kita masih ada yang menonton di bioskop bukan?
Namun lain halnya dengan suatu aplikasi. Jika kalian berkata, pembajakan itu membuat suatu app terkenal. Ya, memang benar. tapi, kita tidak bisa melakukan hal sama seperti yang penyanyi lakukan pada kelanjutannya. Apps juga tidak bisa diputar di tempat lain. Pemberian lite version atau demo adalah salah satu cara menghindari pembajakan. Mungkin kalian belum punya cukup uang untuk membeli suatu app. Oke lah, jika menggunakan bajakan terlebih dahulu, namun hal itu bukan untuk selamanya atau kalian juga bisa menggunakan freeware dengan fasilitas sejenis.
Bayangkan saja, jika semua orang di Indonesia selalu berharap gratis (memakai barang bajakan). Bagaimana Teknologi di Indonesia bisa maju? Untuk apa ada kuliah jurusan IT?
Kami yang belajar dan berkarya pada bidang teknologi dan perangkat lunak, mencari sesuap nasi melalui karya yang kami buat. Namun, apa yang kami dapat?
Software hasil karya kami dibajak. Pembuatan suatu app bukan lah peristiwa 1 atau 2 hari yang mudah seperti membalikkan telapak tangan.
Ada perjuangan keringat, waktu, ilmu, tenaga, dan uang yang dikeluarkan untuk melakukan hal itu.
Oke, kalian bisa bilang, "Kalau ga mau dibajak, cari pekerjaan lain ... (Maksudnya jangan bikin apps, kembangkan yang lain seperti hardware atau perangkat kerasnya saja)

Baik, kita tidak akan bekerja sebagai pembuat aplikasi dan kalian jangan pernah lagi berpikir bahwa negara ini bisa bersaing dalam kancah Internasional di bidang Teknologi.
Sekarang ini Teknologi kian maju, kita semua juga ingin maju, kita belajar dari negara-negara maju, membuat aplikasi perangkat lunak yang dipergunakan untuk kemajuan bangsa. Jika kalian berpikir bahwa aplikasi itu tidak penting, kalian salah besar. Kehadiran suatu komputer atau mesin tidak akan berarti tanpa suatu pemrograman di dalamnya. Jika kita sukses, kita bangga karena bisa membawa harum nama bangsa. Kalian sebagai WNI pasti turut bangga bukan?
Tapi apa? Nampaknya masih banyak orang-orang di sekeliling kita kurang peduli akan hal itu.
Mereka hanya melihat dari hasil akhir bukan dari proses perjuangan yang dilakukan.
Mereka tidak menghargai kerja keras kami. Mereka melihat kami dari permukaan luarnya saja.

Saya menulis hal ini bukan karena saya kuliah pada jurusan IT. Saya juga bukan seorang developer. Saya menulis ini karena saya prihatin dengan sikap sebagian orang Indonesia yang kurang menghargai hasil karya orang lain. Jika gratis yang mereka cari memang asli berasal dari developer (promo code, game freemium, freeware, shareware) saya tidak masalah. Namun jika gratis yang diharapkan adalah hasil bajakan seperti (jailbreak, hacking, dsb) , saya sudah tidak bisa bilang apa-apa lagi. Kalian sendiri yang berhak memutuskan apakah hal ini memang layak atau tidak?
Jika kalian mengeluh, akan maraknya game-game freemium akhir-akhir ini. Sampai Real Racing 3 untuk mobile yang sebenarnya layak pada kisaran $4.99-7.99. Kenapa mereka memilih freemium dengan segudang IAP di dalamnya?
Mungkin ini didasari oleh sifat kebanyakan orang yang suka akan gratisan. Jadi, kembali lagi ke diri kita sendiri , bagaimana sikap kita sebenarnya...
Memang sulit untuk menghapus pembajakan. Kalian mungkin tidak bisa menghapus hal itu dengan mudah. Beberapa pihak juga dapat kehilangan pekerjaan karena penghapusan pembajakan. (Contoh: Penjual DVD dan CD bajakan)
Namun paling tidak, mulailah dari diri kalian sendiri, kurangi penggunaan barang atau aplikasi bajakan.
Perluas persepsi kalian akan apa itu makna GRATIS sebenarnya. Lebih mulia menunggu diskon daripada mengambil gratis yang tidak sepantasnya :p

No comments:

Post a Comment

If you think my post is helpful, left your comment below.. Thanks